-->

Pengertian RAID, Level RAID dan Konsep RAID Matakuliah Organisasi dan Arsitektur Komputer



A.    Pengertian
Redundant Array Independent Disk atau yang biasa dikenal dengan nama RAID merupakan organisasi memori yang mampu mengatur beberapa disk dengan sistem pararel yang menghasilkan kecepatan disk yang lebih cepat. Dan juga ditambahkan redudansi untuk meningkatkan reliabilitas.
Terdapat tiga karakteristik umum dari RAID, yaitu :
a.       Sekumpulan drive yang dinggap sebgai sistem disk tunggal
b.      Data didistribusikan ke drive fisik array
c.       Kapasitas redundant disk digunakan untuk menyimpn informasi paritas yang menjamin recoverability data ketika terjadi masalah atau kegagalan disk

B.     Konsep
Secara konsep, kinerja dari RAID adalah menggabungkan beberapa hard disk fisik ke dalam sebuah unit penyimpanan dengan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras khusus. Perangkat keras yang digunakan RAID pada umumnya didesaiin untuk mendukung penggunaan beberapa hard disk sekaligus dan system operasi tidak mengetahui skema kinerjanya. Sedangkan perangkat lunak yang digunakan umumnya mengimplementasikan beberapa hard disk tersebut menjadi sebuah satu kesatuan memori logis yang digunakan untuk menyimpan data.
Ada beberapa konsep kunci dalam RAID, diantaranya :
a)        Mirroring (penyalinan data kelebih dari satu buah hard disk),
b)        Striping (pemecahan data ke beberapa hard disk), dan
c)        Koreksi kesalahan.
C.     Level RAID
RAID terbagi atas 8 level, yang dimasing-masing level terdapat kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
a.       RAID Level 0
Rangkaian ini sebenarnya tidak dikategorikan sebagai RAID, karena hanya menyimpan melakukan striping dat ke beberapa memori tanpa adanya redudansi untuk meningkatkan kinerja.

b.      RAID Level 1
Level ini merupakan disk mirroring, yakni menduplikat setiap disk. Cara ini membutuhkan biaya yang mahal, karena membutuhkan disk 2 kali lipat. Tetapi apabila salah satu disk rusak data tidak hilang, karena masih ada salinannya di partisi mirror.

c.       RAID Level 2
Pada level ini merupakan pengorgnisasian dengan ECC (error correcting code). Yakni pendeteksian error menggunakan paritas bit. Cara kerjanya adalah menggunakan kode biner, dimana paritas bit = 0 untuk genap dan paritas bit = 1 untuk ganjil. Jika ada paritas yang tidak sesuai dalam hal ini terjadi kegagalan pada salah satu disk, maka data data dibentuk pada disk lain dengan cara membaca ECC bit.

d.      RAID Level 3
Merupakan pengorganisasian dengan paritas bit interleaved, hamper sama dengan level 2. Tetapi pada level ini tidak menggunakan ECC, hanya memerlukan sebuah disk redudan. Level ini juga menggunakan data stripping dan akses secara pararel.

e.       RAID Level 4
    RAID level 4 merupakan pengorganisasian dengan paritas blok interleaved, yaitu menggunakan striping data pada level blok, menyimpan sebuah paritas blok pada sebuah disk yang terpisah untuk setiap blok data pada disk-disk lain yang bersesuaian. Jika sebuah disk gagal, blok paritas tersebut dapat digunakan untuk membentuk kembali blok-blok data pada disk yang gagal tadi. Kecepatan transfer untuk membaca data tinggi, karena setiap disk-disk data dapat diakses secara paralel. Demikian juga dengan penulisan, karena disk data dan paritas dapat ditulis secara paralel.

f.       RAID Level 5

   RAID level 5 merupakan pengorganisasian dengan paritas blok interleaved tersebar. Data dan paritas disebar pada semua disk termasuk sebuah disk tambahan. Pada setiap blok, salah satu dari disk menyimpan paritas dan disk yang lainnya menyimpan data. Sebagai contoh, jika terdapat kumpulan dari 5 disk, paritas blok ke n akan disimpan pada disk (n mod 5) + 1; blok ke n dari empat disk yang lain menyimpan data yang sebenarnya dari blok tersebut. Sebuah paritas blok tidak menyimpan paritas untuk blok data pada disk yang sama, karena kegagalan sebuah disk akan menyebabkan data hilang bersama dengan paritasnya dan data tersebut tidak dapat diperbaiki. Penyebaran paritas pada setiap disk ini menghindari penggunaan berlebihan dari sebuah paritas disk seperti pada RAID level 4.

g.      RAID Level 6
   RAID level 6 disebut juga redundansi P+Q, seperti RAID level 5, tetapi menyimpan informasi redundan tambahan untuk mengantisipasi kegagalan dari beberapa disk sekaligus. RAID level 6 melakukan dua perhitungan paritas yang berbeda, kemudian disimpan di dalam blok-blok yang terpisah pada disk-disk yang berbeda. Jadi, jika disk data yang digunakan sebanyak n buah disk, maka jumlah disk yang dibutuhkan untuk RAID level 6 ini adalah n+2 disk. Keuntungan dari RAID level 6 ini adalah kehandalan data yang sangat tinggi, karena untuk menyebabkan data hilang, kegagalan harus terjadi pada tiga buah disk dalam interval rata-rata untuk perbaikan data (Mean Time To Repair atau MTTR). Kerugiannya yaitu penalti waktu pada saat penulisan data, karena setiap penulisan yang dilakukan akan mempengaruhi dua buah paritas blok.
h.      RAID Level 0+1 dan 1+0
RAID level 0+1 dan 1+0 ini merupakan kombinasi dari RAID level 0 dan 1. RAID level 0 memiliki kinerja yang baik, sedangkan RAID level 1 memiliki kehandalan. Namun, dalam kenyataannya kedua hal ini sama pentingnya. Dalam RAID 0+1, sekumpulan disk di-strip, kemudian strip tersebut di-mirror ke disk-disk yang lain, menghasilkan strip-strip data yang sama.
Kombinasi lainnya yaitu RAID 1+0, di mana disk-disk di-mirror secara berpasangan, dan kemudian hasil pasangan mirrornya di-strip. RAID 1+0 ini mempunyai keuntungan lebih dibandingkan dengan RAID 0+1. Sebagai contoh, jika sebuah disk gagal pada RAID 0+1, seluruh strip-nya tidak dapat diakses, hanya sebagian strip saja yang dapat diakses, sedangkan pada RAID 1+0, disk yang gagal tersebut tidak dapat diakses, tetapi pasangan mirror-nya masih dapat diakses, yaitu disk-disk selain dari disk yang gagal.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel