pengertian takabur
Monday, 8 February 2016
Edit
Pengertian Dan Contoh Sifat Takabur
Takabur atau sombong adalah sikap membanggakan diri. Ia merasa dirinya lebih besar, lebih baik, lebih pandai, atau lebih kaya sehingga meremehkan orang lain. Takabur biasanya berawal dari rasa ujub (membanggakan diri). Orang yang ujub, lama kelamaan menjadi takabur. Orang yang takabur tidak saja membanggakan diri atas kesuksesannya, tetapi ia biasa merendahkan orang lain karena merasa dirinya yang paling sempurna.
Semua orang dipandang lebih kecil dan lebih hina. Padahal, orang hina itu belum tentu lebih jelek daripada yang menghina. Orang yang merendahkan orang lain belum tentu dirinya lebih mulia daripada orang lain yang direndahkan.
Kesombongan itulah yang membawa seseorang lebih mulia atau lebih baik. Padahal, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan merendahkan orang lain. Allah swt. Berfirman dalam surah an-nisa Ayat 36 sebagai berikut.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا (٣٦)
Artinya : sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
Orang yang takabur ibarat iblis yang bersikap takabur terhadap Adam. Ketika Allah menyuruh iblis bersujud kepada Adam, Iblis menolak karena merasa dirinya lebih mulia daripada Adam. Iblis merasa bahwa Adam hanya di ciptaka dari tanah, sedangkan dirinya diciptakan dari api. Oleh karen itu, manusia tidak boleh takabur (sombong). Takabur merupakan sifat yang dimiliki oleh Iblis.
Takabur dibedakan menjdai dua macam, yaitu takabur lahiriah dan takabur batiniah. Takabur lahiriah adalah takabur yang tampak dari amal perbuatan atau gerak-gerik. Takabur batiniah adalah takabur yang tersembunyi di dalam hati.
Takabur adalah perbuatan yang sangat di benci oleh Allah dan menghalangi seseorang masuk surga. Berkaitan dengan sikap takabur tersebut, perhatikan firman Allah swt. Dan sabda Rasulullah saw. berikut.
إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ (٢٣)
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدِ عَنِ النَّبِّيِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَيَدْخُلُ الْجَنَّةِ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كَبْرٍ . رواه مسلم
Artinya:
Dari badullah bin Mas’ud, dari nabi saw., “tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada seberat biji sawi kesombongan”. (H.R. muslim: 131)
Berdasarkan ayat dan hadits tersebut, di jelaskan bahwa sikap takabur sangat terkutuk disisi Allah. Takabur dapat menutup hati seseorang sehingga tidak mampu melihat kebenaran. Orang yang takabur sering tidak mau menerima saran dan kritik dari orang lain. Hal itu disebabkan dirinya merasa lebih pandai, besar, mulia, dan emnganggap orang lain kecil dan hina sehingga dianggap tidak berhak menasihati ataupun memberi saran.
Adapun tanda-tanda sikap takabur, antara lain:
- Suka memuji diri, membanggakan diri dan hartanya, ketampanan atau kecantikannya, juga ilmu dan kemampuannya;
- Merendahkan dan meremehkan orang lain, suka memalingkan muka ketika bertemu dengan orang lain yang dikenalnya karena merasa lebih mulia;
- Merasa dirinya paling mulia, paling besar, paling mampu untuk bebuat sesuatu, sedangkan orang lain dianggap kecil, remeh, dan hina;
- Congkak dalam perbuatan dan tingkah laku;
- Suka mencela dan membesar-besarkan kesalahan orang lain.
Sikap takabur sangat berbahaya karena tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga dapat berakibat buruk bagi orang lain. Bahaya sikap takabur adalah sebagai berikut.
- Sikap takabur akan merusak tali silaturahmi dan tolong menolong di antara sesama.
- Orang yang takabur akan hidup sengsara di dunia dan di akhirat. Hal tersebut terlihat karena banyaknya orang yang enggan bergaul dengannya (selama hidup di dunia). Di akhirat, ia akan terhalang masuk surga.
- Karena orang yang takabur, jiwanya akan statis. Ia tidak mau maju karena merasa dirinya sudah cukup dan serba bercukupan. Orang seperti ini biasanya tertinggal oleh roda kehidupan yang berkembang secara dimanis.
Contoh Perilaku Takabur
Untuk memberikan gambaran buruk akibat perilaku takabur, berikut dikemukakan beberpa contoh mereka yang memiliki sikap takabur, seperti Qarun, Fir’aun, dan Iblis.
Kisah seorang Qarun
Qarun adalah orang yang sangat kaya. Konon, menurut cerita, gudang kunci untuk menyimpan kekayaannya tidak mampu dipikul oleh orang memiliki tenaga kuat.
Qarun merasa bahwa kekayaannya merupakan buah hasil keringat dan kerja kerasnya sendiri, bukan karunia Allah. Apalagi, berkat bantuan orang lain. Oleh karena itu, ia tidak pernah merasa perlu bersyukur kepada Allah.
Akhir cerita, dengan kesombongan itulah, Qarun mendapat azab dari Allah. Qarun beserta seluruh harta kekayaannya terbenam di atas bumi. Kisah Qarun diterangkan dalam Al-Qur’an Surah al-Qasas Ayat 81.
فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الأرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ (٨١)
Artinya : Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan Tiadalah ia Termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
Kisah Fir’aun
Fir’aun adalah gelar kehormatan bagi raja-raja Mesir kuno. Fir’aun adalah salah seorang raja yang gagah berani. Ia sangat berkuasa di negerinya. Kekuasaan yang mutlak padanya, menjadikan ia lupa diri. Fir’aun mengaku dirinya tuhan. Ia memerintahkan kepada semua rakyatnya agar menyembah kepadanya.
Fir’aun juga tidak segan-segan membunuh setiap bayi yang lahir laki-laki. Hal itu dilakukan karena khawatir kekuasaan dan kedudukannya akan tergantikan oleh orang lain. Karena kesombongannya itulah, Allah memberikan azab kepada Fir’aundan para pengikutnya, yakni dditenggelamkan ke dalam laut. Allah berfirman di dalam surah al_Baqarah Ayat 50.
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ (٥٠)
Artinya : dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan[47].